Maros.buserinfo.com.Munculnya aliran sesat “Pangisenganna Tarekat Anak Loloa” di Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros sudah bikin geger beberapa hari ini.
Aliran ini dipimpin Petta Bau (56), seorang pria asal Kabupaten Gowa. Dia telah berhasil menarik 27 orang pengikut.
Aliran ini mengajarkan 11 rukun Islam yang berbeda dengan ajaran rukun Islam yang selama ini diyakini umat Muslim.
Lebih mencemaskan lagi, Pette Bau mengajak para pengikutnya untuk menunaikan ibadah haji di Gunung Bawakaraeng, menggantikan ibadah haji yang seharusnya dilakukan di Makkah, Arab Saudi.
Kepolisian Resor Maros, Sulawesi Selatan, akan kembali memanggil Patta Bau (56), pemimpin aliran Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa yang diduga sesat. Pemanggilan ini dilakukan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros.
Kapolsek Tompobulu, AKP Makmur, menjelaskan bahwa pemanggilan ini merupakan bagian dari penyelidikan yang lebih mendalam, mengingat isu ini menyangkut ranah keagamaan. Pihaknya tidak ingin gegabah dalam mengambil tindakan sebelum memastikan ajaran tersebut benar-benar menyimpang.
Patta Bau sebelumnya telah dipanggil pada Oktober 2024, namun tidak hadir. Pada pemanggilan kedua, ia hadir bersama perwakilan Pemkab Maros dan MUI. Dalam pertemuan tersebut, Kesbangpol menyatakan bahwa aliran yang dipimpin Patta Bau menyimpang. Patta Bau kemudian membuat pernyataan tertulis untuk menghentikan penyebaran ajarannya.
Namun, setelah mediasi tersebut, Patta Bau kembali menjalankan aktivitas alirannya. Polisi akan mengambil tindakan tegas dan kembali memanggilnya pekan ini.
Aliran Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa menghebohkan warga Maros karena ajarannya yang menambah rukun Islam menjadi 11 dan menjanjikan surga kepada pengikutnya dengan syarat membeli benda pusaka. Aliran ini mulai masuk di Dusun Bonto-bonto, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, sejak 2024. Warga telah melaporkan Patta Bau, pemimpin aliran tersebut.
(Syawir Yasin)